Wednesday, June 6, 2012

Loan to Deposit Ratio (LDR)

I. Pendahuluan

Penyaluran kredit merupakan kegiatan utama bank, oleh karena itu sumber pendapatan utama bank berasal dari kegiatan ini. Semakin besar penyaluran dana dalam bentuk kredit dibandingkan dengan deposit atau simpanan masyarakat pada suatu bank membawa konsekuensi semakin besarnya risiko yang harus ditanggung oleh bank yang bersangkutan.

Pengelolaan dana oleh bank tidak hanya berupa penyaluran kredit, kepada masyarakat akan tetapi bisa juga dilakukan dengan investasi atau penanaman dana ke dalam aktiva produktif lainnya, yaitu surat-surat berharga, seperti obligasi, dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dalam rangka memperkuat likuiditas bank.

Likuiditas adalah tingkat kemampuan bank memenuhi kewajiban keuangan yang harus dibayar. Tingkat likuiditas dapat diukur antara lain dengan rasio keuangan yaitu Loan To Deposit Ratio (LDR) yang merupakan rasio untuk menilai likuiditas suatu bank dengan cara membagi jumlah kredit yang diberikan oleh bank terhadap dana oleh pihak ketiga. Menurut Mulyono (1995:101), rasio LDR merupakan rasio perbandingan antara jumlah dana yang disalurkan ke masyarakat (kredit) dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Jadi, Loan To Deposit Ratio (LDR) bisa dikatakan sebagai rasio antara besarnya seluruh volume kredit yang disalurkan oleh bank dan jumlah penerimaan dana dari berbagai sumber. Dari pengertian tersebut maka penulis ingin mengetahui apa fungsi utama dari LDR, perhitungannya, dan manfaatnya dalam dunia perbankan.

II. Pembahasan

Penyebab LDR Rendah
Perbankan Nasional pernah mengalami kemerosotan jumlah kredit karena diserahkan ke BPPN untuk ditukar dengan obligasi rekapitalisasi. Begitu besarnya nilai kredit yang keluar dari sistem perbankan di satu sisi dan semakin meningkatnya jumlah DPK yang masuk ke perbankan, maka upaya ekspansi kredit yang dilakukan perbankan selama sepuluh tahun terakhir sepertinya belum berhasil mengangkat angka LDR secara signifikan.

Fungsi LDR
LDR pada saat ini berfungsi sebagai indikator intermediasi perbankan. Begitu pentingnya arti LDR bagi perbankan maka angka LDR pada saat ini telah dijadikan persyaratan antara lain :

1. Sebagai salah satu indikator penilaian tingkat kesehatan bank.
2. Sebagai salah satu indikator kriteria penilaian Bank Jangkar (LDR minimum 50%),
3. Sebagai faktor penentu besar-kecilnya GWM (Giro Wajib Minimum) sebuah bank.
4. Sebagai salah satu persyaratan pemberian keringanan pajak bagi bank yang akan merger.
5. Loan to Depsit Ratio (LDR) memberikan indikasi mengenai jumlah dana pihak ketiga yang disalurkan dalam bentuk kredit.


LDR ini menjadi salah satu tolak ukur likuiditas bank yang berjangka waktu agak panjang. Semakin tinggi tingkat LDR menunjukan semakin jelek kondisi likuiditas bank, karena penempatan pada kredit juga dibiayai dari dana pihak ke tiga yang sewaktu- waktu dapat ditarik. Untuk itu LDR yang besarnya diatas 115% akan sangat berbahaya bagi kondisi likuiditas bank.

Rasio yang tinggi menunjukkan bahwa suatu bank meminjamkan seluruh dananya loan-up atau relatif tidak likuid (illiquid). Sebaliknya rasio yang rendah menunjukkan bank yang likuid dengan kelebihan kapasitas dana yang siap untuk dipinjamkan (Latumaerissa,1999:23). Menurut Lukman Dendawijaya (2003 : 116-124), LDR menggambarkan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio LDR memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar. Loan to Deposit Ratio dapat dirumuskan sebagai berikut:



Sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari LDR suatu bank adalah sekitar 85%. Batas toleransi berkisar antara 85%-100% menurut Kasmir (2003:272), sementara batas aman untuk LDR menurut peraturan pemerintah adalah maksimum 110 %. Tujuan penting dari perhitungan LDR adalah untuk mengetahui serta menilai sampai berapa jauh bank memiliki kondisi sehat dalam menjalankan operasi atau kegiatan usahanya. Dengan kata lain LDR digunakan sebagai suatu indikator untuk mengetahui tingkat kerawanan suatu bank.

III. Penutup
Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan.Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar.
Tujuan penting dari perhitungan LDR adalah untuk mengetahui serta menilai sampai berapa jauh bank memiliki kondisi sehat dalam menjalankan operasi atau kegiatan usahanya. Dengan kata lain LDR digunakan sebagai suatu indikator untuk mengetahui tingkat kerawanan suatu bank.

IV. Daftar Pustaka

Nurul, Wulansari dan Budi Hermana. Analisis Biaya Dana, Persentase Aktiva Produktif, dan Pendapatan Sebagai Faktor Pembeda Antara Bank Fokus dan Bank Terbatas Menurut Kerangka Arsitektur Perbankan Indonesia. UG Jurnal Vol.2 No.2 Tahun 2008 : Jakarta.

Siswanto, Sutojo. 1997. Manajemen Terapan Bank. PT Pustaka Binaman Pressindo : Jakarta.

www.bi.go.id 







 

Mekanisme Transaksi Pada Bank







Pembahasan mengenai Manajemen Dana Bank diawali dengan penjelasan tentang dasar-dasar perbankan yang menceritakan tentang perputaran dana dalam dunia perbankan. Sumber dana yang masuk ke lembaga keuangan berasal dari masyarakat yang kelebihan uang (surplus) disebut dengan Source of Fund. Kemudian sumber dana tersebut setelah masuk ke lembaga keuangan akan dialirkan lagi ke masyarakat yang kekurangan (defisit) disebut dengan Use of Fund. 




Mekanisme Kliring

Kasus 1



 
Joko membeli barang dari Atun dan membayarnya dengan cek. Tetapi joko dan Atun menabung pada bank yang berbeda. Setelah atun menerima cek dari Joko, kemudian cek tersebut dibawa ke Bank B (bank tempat Atun menabung). Tujuannya adalah agar Bank A (tempat Joko menabung) melakukan pinbuk ke rekening Atun di Bank B. Bank B mengirimkan nota debit keluar kepada BI terhadap cek yang diterima dari Joko, sebagai tindak lanjut kemudian BI mengirim nota debit masuk ke Bank A agar Bank A mentransfer uang ke Bank B sebesar yang tertera pada cek yang dibuat oleh Joko yaitu 50 juta.

Akibat dari transaksi kliring ini menyebabkan jumlah rekening korang Bank B di BI bertambah ( kredit ), dan rekening koran Bank A di BI berkurang (debit), masing-masing jumlahnya sebesar 50 juta. Bank B akan meng kredit rekening Joko

Bank A dan Bank B membutuhkan perantara dalam transaksi kliring tersebut yaitu BI. Syarat yang harus di penuhi yaitu jumlah giro wajib minimum Bank A dan Bank B di BI adalah sebesar 8% dari total seluruh dana masyarakat yang ada di Bank A dan Bank B.

Kasus 2



Atun yang menabung di Bank B mengirimkan uang tunai sebesar 100 juta kepada Joko yang menabung di Bank A. Hal ini berakibat nilai tabungan atun di bank B berkurang sebesar 100 juta dan di catat di sisi (debet di Liabilities).

Kemudian setelah itu Bank B mengirim nota kredit keluar kepada BI sebagai pemberitahuan bahwa ada transfer sejumlah uang keluar dari rekening Bank B ke Bank A. Selanjutnya BI mengirim nota kredit masuk ke Bank A untuk memberitahu bahwa ada uang masuk dari Bank B sebesar 100 juta.

Akibat dari transaksi kliring tersebut:
-tabungan Joko di Bank A bertambah dan di catat di sebelah kredit pada sisi Liabilities.
-saldo rekening koran Bank A bertambah sebesar 100 juta dicatat pada sisi kredit dan saldo rekening koran Bank B berkurang 100 juta dicatat pada sisi debit.

Kasus 3 
Penolakan Kliring

Joko mengirimkan cek sebesar 100 juta kepada Atun, tetapi ternyata rekening giro joko di Bank A kurang dari 100 juta. Setelah menerima cek dari Joko, cek tersebut di bawa ke Bank B (tempat Atun menabung). Bank B mengirimkan nota debit keluar kepada BI, kemudian BI memeriksa jumlah giro tabungan Joko di Bank A dan ternyata kurang dari jumlah yang dia tulis pada cek. Maka terjadi penolakan kliring



Dari ketiga contoh kasus di atas, ada 3 istilah nota yang yang berhubungan dengan transaksi kliring (BI dan Bank yang melakukan transaksi kliring), pengaruh terhadap saldo rekening koran Bank-bank tersebut pada BI.






Jika saldo rekening koran suatu bank pada BI plus (+) maka bank tersebut dikatakan menang kriling. Sedangkan, jika memiliki salodo minus (-) maka bank tersebut kalah kriling.

Call Money

Dalam pengelolaan asset dan liabilities bank, bila bank mempunyai kelebihan dana, maka kelebihan tersebut akan ditempatkan dalam suatu kegiatan yang menghasilkan keuntungan. Kegiatan penempatan dana tersebut dilakukan antara lain dalam bentuk penempatan pada bank lain. Kegiatan penempatan dana pada bank lain dapat dilakukan melalui pasar uang maupun langsung ke bank yang dituju. Beberapa instrumen pasar uang yang dapat digunakan sebagai sarana penempatan dana pada bank lain antara lain penempatan Call Money pada bank lain.

Ketika suatu bank yang mengalami kalah kliring ingin bisa melakukan kliring maka giro wajib minimum bank ( di BI ) yang kalah kliring tersebut tidak boleh lebih rendah dari yang sudah ditetapkan oleh BI. Maka cara yang dapat dilakukan adalah bank tersebut melakukan pinjaman kepada bank yang menang kliring. Proses ini disebut Call Money


 
Transfer

Transaksi Keuangan Antar Kantor


 
Sebagai contoh, Bank BRI mempunyai banyak unit kerja (kantor) yang tersebar di seluruh Indonesia, sehingga dalam pencatatan transaksi antarkantor digunakan rekening dengan nama Rekening Antar Kantor (RAK). Seluruh transaksi antar kantor dilakukan melalui kantor pusat secara on line.

Untuk memahami proses Transaksi Antar Kantor, berikut diilustrasikan proses terjadinya Transaksi Antar Kantor.

Gambar di atas menjelaskan transfer uang dari bank yang berbeda dan terletak pada lokasi yang juga berbeda. Atun menabung di Bank BRI cabang Jakarta akan mengirim uang sejumlah 50 juta kepada Joko yang menabung di BPD Papua. Tetapi permasalahannya adalah Bank BRI tidak memiliki cabang di Papua dan begitu juga Bank Papua tidak memiliki cabang di Jakarta.

Sehingga proses yang terjadi adalah Bank BRI mentransfer uang tersebut ke BRI cabang Makasar, setelah itu dari BRI cabang Makasar terjadi kliring ke Bank BPD cabang Makasar. Kemudian BPD Makasar mentranfer ke BPD Papua.

Sehingga terjadi debit tabungan Atun dan Kredit Giro Joko




Transaksi Perbankan Internasional
Metode Bank Draft

Salim yang tinggal di Arab ( menabung di Bank Saudi ) ingin mengirim uang ke Indah yang berada di Jakarta (menabung di BRI ). Mekanismenya sebagai berikut : 



Salim yang tinggal di Arab ( menabung di Bank Saudi ) ingin mengirim uang ke Indah yang berada di Jakarta (menabung di BRI ). Mekanismenya sebagai berikut, Salim mengirim sejumlah uang tersebut ke Bank Saudi, kemudian Bank Saudi akan mentransfer uang tersebut ke BRI di Jakarta. Bank Saudi akan mengirimkan pemberitahuan berupa surat kepada Indah bahwa Salim sudah mengirim sejumlah uang ke rekening tabungan Indah.

 

Perhitungan Bunga Tabungan
Ada tiga metode untuk menghitung besarnya bunga tabungan yaitu berdasarkan saldo terendah, saldo rata-rata dan saldo harian.

35 juta adalah saldo terendah
Saldo awal bulan = saldo akhir bulan + xxx (bunga)
bunga per tahun adalah 10 %