I. Pendahuluan
Penyaluran kredit merupakan kegiatan utama bank, oleh karena itu sumber
pendapatan utama bank berasal dari kegiatan ini. Semakin besar
penyaluran dana dalam bentuk kredit dibandingkan dengan deposit atau
simpanan masyarakat pada suatu bank membawa konsekuensi semakin besarnya
risiko yang harus ditanggung oleh bank yang bersangkutan.
Pengelolaan dana oleh bank tidak hanya berupa penyaluran kredit, kepada
masyarakat akan tetapi bisa juga dilakukan dengan investasi atau
penanaman dana ke dalam aktiva produktif lainnya, yaitu surat-surat
berharga, seperti obligasi, dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dalam
rangka memperkuat likuiditas bank.
Likuiditas adalah tingkat kemampuan bank memenuhi kewajiban keuangan
yang harus dibayar. Tingkat likuiditas dapat diukur antara lain dengan
rasio keuangan yaitu Loan To Deposit Ratio (LDR) yang merupakan
rasio untuk menilai likuiditas suatu bank dengan cara membagi jumlah
kredit yang diberikan oleh bank terhadap dana oleh pihak ketiga. Menurut
Mulyono (1995:101), rasio LDR merupakan rasio perbandingan antara
jumlah dana yang disalurkan ke masyarakat (kredit) dengan jumlah dana
masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Jadi, Loan To Deposit Ratio
(LDR) bisa dikatakan sebagai rasio antara besarnya seluruh volume
kredit yang disalurkan oleh bank dan jumlah penerimaan dana dari
berbagai sumber. Dari pengertian tersebut maka penulis ingin mengetahui
apa fungsi utama dari LDR, perhitungannya, dan manfaatnya dalam dunia
perbankan.
II. Pembahasan
Penyebab LDR Rendah
Perbankan Nasional pernah mengalami kemerosotan jumlah kredit karena
diserahkan ke BPPN untuk ditukar dengan obligasi rekapitalisasi. Begitu
besarnya nilai kredit yang keluar dari sistem perbankan di satu sisi dan
semakin meningkatnya jumlah DPK yang masuk ke perbankan, maka upaya
ekspansi kredit yang dilakukan perbankan selama sepuluh tahun terakhir
sepertinya belum berhasil mengangkat angka LDR secara signifikan.
Fungsi LDR
LDR pada saat ini berfungsi sebagai indikator intermediasi perbankan.
Begitu pentingnya arti LDR bagi perbankan maka angka LDR pada saat ini
telah dijadikan persyaratan antara lain :
1. Sebagai salah satu indikator penilaian tingkat kesehatan bank.
2. Sebagai salah satu indikator kriteria penilaian Bank Jangkar (LDR minimum 50%),
3. Sebagai faktor penentu besar-kecilnya GWM (Giro Wajib Minimum) sebuah bank.
4. Sebagai salah satu persyaratan pemberian keringanan pajak bagi bank yang akan merger.
5. Loan to Depsit Ratio (LDR) memberikan indikasi mengenai jumlah dana pihak ketiga yang disalurkan dalam bentuk kredit.
LDR ini menjadi salah satu tolak ukur likuiditas bank yang berjangka
waktu agak panjang. Semakin tinggi tingkat LDR menunjukan semakin jelek
kondisi likuiditas bank, karena penempatan pada kredit juga dibiayai
dari dana pihak ke tiga yang sewaktu- waktu dapat ditarik. Untuk itu LDR
yang besarnya diatas 115% akan sangat berbahaya bagi kondisi likuiditas
bank.
Rasio yang tinggi menunjukkan bahwa suatu bank meminjamkan seluruh dananya loan-up
atau relatif tidak likuid (illiquid). Sebaliknya rasio yang rendah
menunjukkan bank yang likuid dengan kelebihan kapasitas dana yang siap
untuk dipinjamkan (Latumaerissa,1999:23). Menurut Lukman Dendawijaya
(2003 : 116-124), LDR menggambarkan seberapa jauh kemampuan bank dalam
membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan
mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin
tinggi rasio LDR memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan
likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana
yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar. Loan to
Deposit Ratio dapat dirumuskan sebagai berikut:
Sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari LDR suatu
bank adalah sekitar 85%. Batas toleransi berkisar antara 85%-100%
menurut Kasmir (2003:272), sementara batas aman untuk LDR menurut
peraturan pemerintah adalah maksimum 110 %. Tujuan penting dari
perhitungan LDR adalah untuk mengetahui serta menilai sampai berapa jauh
bank memiliki kondisi sehat dalam menjalankan operasi atau kegiatan
usahanya. Dengan kata lain LDR digunakan sebagai suatu indikator untuk
mengetahui tingkat kerawanan suatu bank.
III. Penutup
Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya
kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan.Hal ini disebabkan karena
jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin
besar.
Tujuan penting dari perhitungan LDR adalah untuk mengetahui serta
menilai sampai berapa jauh bank memiliki kondisi sehat dalam menjalankan
operasi atau kegiatan usahanya. Dengan kata lain LDR digunakan sebagai
suatu indikator untuk mengetahui tingkat kerawanan suatu bank.
IV. Daftar Pustaka
Nurul, Wulansari dan Budi Hermana. Analisis Biaya Dana, Persentase
Aktiva Produktif, dan Pendapatan Sebagai Faktor Pembeda Antara Bank
Fokus dan Bank Terbatas Menurut Kerangka Arsitektur Perbankan Indonesia. UG Jurnal Vol.2 No.2 Tahun 2008 : Jakarta.
Siswanto, Sutojo. 1997. Manajemen Terapan Bank. PT Pustaka Binaman Pressindo : Jakarta.
www.bi.go.id
Blog Sigit Satria
Wadah yang tepat untuk saling berbagi dan menjalin silaturahim
Wednesday, June 6, 2012
Mekanisme Transaksi Pada Bank
Pembahasan mengenai Manajemen Dana Bank
diawali dengan penjelasan tentang dasar-dasar perbankan yang
menceritakan tentang perputaran dana dalam dunia perbankan. Sumber
dana yang masuk ke lembaga keuangan berasal dari masyarakat yang
kelebihan uang (surplus) disebut dengan Source of Fund. Kemudian
sumber dana tersebut setelah masuk ke lembaga keuangan akan dialirkan
lagi ke masyarakat yang kekurangan (defisit) disebut dengan Use of
Fund.
Mekanisme Kliring
Kasus 1
Joko membeli barang dari Atun dan
membayarnya dengan cek. Tetapi joko dan Atun menabung pada bank yang
berbeda. Setelah atun menerima cek dari Joko, kemudian cek tersebut
dibawa ke Bank B (bank tempat Atun menabung). Tujuannya adalah agar
Bank A (tempat Joko menabung) melakukan pinbuk ke rekening Atun di
Bank B. Bank B mengirimkan nota debit keluar kepada BI terhadap cek
yang diterima dari Joko, sebagai tindak lanjut kemudian BI mengirim
nota debit masuk ke Bank A agar Bank A mentransfer uang ke Bank B
sebesar yang tertera pada cek yang dibuat oleh Joko yaitu 50 juta.
Akibat dari transaksi kliring ini
menyebabkan jumlah rekening korang Bank B di BI bertambah ( kredit ),
dan rekening koran Bank A di BI berkurang (debit), masing-masing
jumlahnya sebesar 50 juta. Bank B akan meng kredit rekening Joko
Bank A dan Bank B membutuhkan perantara
dalam transaksi kliring tersebut yaitu BI. Syarat yang harus di
penuhi yaitu jumlah giro wajib minimum Bank A dan Bank B di BI
adalah sebesar 8% dari total seluruh dana masyarakat yang ada di Bank
A dan Bank B.
Kasus 2
Atun yang menabung di Bank B
mengirimkan uang tunai sebesar 100 juta kepada Joko yang menabung di
Bank A. Hal ini berakibat nilai tabungan atun di bank B berkurang
sebesar 100 juta dan di catat di sisi (debet di Liabilities).
Kemudian setelah itu Bank B mengirim
nota kredit keluar kepada BI sebagai pemberitahuan bahwa ada transfer
sejumlah uang keluar dari rekening Bank B ke Bank A. Selanjutnya BI
mengirim nota kredit masuk ke Bank A untuk memberitahu bahwa ada uang
masuk dari Bank B sebesar 100 juta.
Akibat dari transaksi kliring tersebut:
-tabungan Joko di Bank A bertambah dan
di catat di sebelah kredit pada sisi Liabilities.
-saldo rekening koran Bank A bertambah
sebesar 100 juta dicatat pada sisi kredit dan saldo rekening koran
Bank B berkurang 100 juta dicatat pada sisi debit.
Kasus 3
Penolakan Kliring
Joko mengirimkan cek sebesar 100 juta
kepada Atun, tetapi ternyata rekening giro joko di Bank A kurang dari
100 juta. Setelah menerima cek dari Joko, cek tersebut di bawa ke
Bank B (tempat Atun menabung). Bank B mengirimkan nota debit keluar
kepada BI, kemudian BI memeriksa jumlah giro tabungan Joko di Bank A
dan ternyata kurang dari jumlah yang dia tulis pada cek. Maka terjadi
penolakan kliring
Dari ketiga contoh kasus di atas, ada 3
istilah nota yang yang berhubungan dengan transaksi kliring (BI dan
Bank yang melakukan transaksi kliring), pengaruh terhadap saldo
rekening koran Bank-bank tersebut pada BI.
Jika saldo rekening koran
suatu bank pada BI plus (+) maka bank tersebut dikatakan menang
kriling. Sedangkan, jika memiliki salodo minus (-) maka bank
tersebut kalah kriling.
Call Money
Dalam pengelolaan asset
dan liabilities bank, bila bank mempunyai kelebihan dana, maka
kelebihan tersebut akan ditempatkan dalam suatu kegiatan yang
menghasilkan keuntungan. Kegiatan penempatan dana tersebut dilakukan
antara lain dalam bentuk penempatan pada bank lain. Kegiatan
penempatan dana pada bank lain dapat dilakukan melalui pasar uang
maupun langsung ke bank yang dituju. Beberapa instrumen pasar uang
yang dapat digunakan sebagai sarana penempatan dana pada bank lain
antara lain penempatan Call Money pada bank lain.
Ketika suatu bank yang
mengalami kalah kliring ingin bisa melakukan kliring maka giro wajib
minimum bank ( di BI ) yang kalah kliring tersebut tidak boleh lebih
rendah dari yang sudah ditetapkan oleh BI. Maka cara yang dapat
dilakukan adalah bank tersebut melakukan pinjaman kepada bank yang
menang kliring. Proses ini disebut Call Money
Transfer
Transaksi Keuangan Antar Kantor
Sebagai contoh, Bank BRI mempunyai
banyak unit kerja (kantor) yang tersebar di seluruh Indonesia,
sehingga dalam pencatatan transaksi antarkantor digunakan rekening
dengan nama Rekening Antar Kantor (RAK). Seluruh transaksi antar
kantor dilakukan melalui kantor pusat secara on line.
Untuk memahami proses Transaksi Antar
Kantor, berikut diilustrasikan proses terjadinya Transaksi Antar
Kantor.
Gambar di atas menjelaskan transfer
uang dari bank yang berbeda dan terletak pada lokasi yang juga
berbeda. Atun menabung di Bank BRI cabang Jakarta akan mengirim uang
sejumlah 50 juta kepada Joko yang menabung di BPD Papua. Tetapi
permasalahannya adalah Bank BRI tidak memiliki cabang di Papua dan
begitu juga Bank Papua tidak memiliki cabang di Jakarta.
Sehingga proses yang terjadi adalah
Bank BRI mentransfer uang tersebut ke BRI cabang Makasar, setelah itu
dari BRI cabang Makasar terjadi kliring ke Bank BPD cabang Makasar.
Kemudian BPD Makasar mentranfer ke BPD Papua.
Sehingga terjadi debit tabungan Atun
dan Kredit Giro Joko
Transaksi Perbankan Internasional
Metode Bank Draft
Salim yang tinggal di Arab ( menabung
di Bank Saudi ) ingin mengirim uang ke Indah yang berada di Jakarta
(menabung di BRI ). Mekanismenya sebagai berikut :
Salim yang tinggal di Arab ( menabung
di Bank Saudi ) ingin mengirim uang ke Indah yang berada di Jakarta
(menabung di BRI ). Mekanismenya sebagai berikut, Salim mengirim
sejumlah uang tersebut ke Bank Saudi, kemudian Bank Saudi akan
mentransfer uang tersebut ke BRI di Jakarta. Bank Saudi akan
mengirimkan pemberitahuan berupa surat kepada Indah bahwa Salim sudah
mengirim sejumlah uang ke rekening tabungan Indah.
Perhitungan Bunga Tabungan
Ada tiga metode untuk menghitung
besarnya bunga tabungan yaitu berdasarkan saldo terendah, saldo
rata-rata dan saldo harian.
35 juta adalah saldo terendah
35 juta adalah saldo terendah
Saldo awal bulan = saldo akhir bulan +
xxx (bunga)
bunga per tahun adalah 10 %
Wednesday, May 30, 2012
Perkembangan Tingkat Suku Bunga Deposito Untuk Jangka Waktu 6 Bulan dari Tahun 2006-2010
Berdasarkan data dari tabel dan gambar grafik di atas dapat kita lihat bahwa tingkat suku bunga deposito BPD pada umumnya adalah yang tertinggi dibandingkan dengan beberapa bank lain seperti BUMN, JN dan BUSN. Suku bunga deposito tahun 2006 dan 2008 memiliki nilai tertinggi (dengan kisaran nilai yang sama pada suku bunga 10%) dibandingkan pada tahun 2007, 2009 dan 2010.Suku bunga deposito pada tahun 2006 dan 2008 tersebut berada pada kisaran nilai 10%.
Inflasi merupakan salah satu dampak dari terjadinya krisis ekonomi berkepanjangan yang melanda suatu negara. Inflasi adalah suatu keadaan dimana terjadi kenaikan hargaharga secara tajam (absolute) yang berlangsung secara terus-menerus dalam jangka waktu yang cukup lama yang diikuti dengan semakin merosotnya nilai riil (intrinsik) mata uang suatu negara.
Pada sekitar pertengahan tahun 2008, permasalahan inflasi semakin mencuat karena tingkat inflasi sudah mencapai angka dua digit yaitu sekitar 11,05 persen. Perbedaaan tingkat suku bunga yang cukup besar yang terjadi pada periode setelah krisis. Krisis yang demikian ini akan mengakibatkan beban hutang perusahaan terutama hutang-hutang dalam mata uang asing yang pembiayaannya tergantung dari bank menjadi besar karena bank sendiri mengalami kesulitan menyediakan likuiditas operasional sehari-hari. Akibat lebih lanjut, timbul Non Performing Loans (NPL) atau kredit macet yang secara langsung dan tidak langsung akan mengganggu (dalam jumlah yang besar bahkan akan menghentikan) operasional bank.
Tingginya angka NPL secara langsung akan menyebabkan turunnya kualitas aset pada neraca perbankan, disamping bertambahnya beban perbankan untuk menyisihkan dananya sebagai dana cadangan penghapusan kredit macet (allowance for doubtfull account).
Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi inflasi adalah dengan menekan uang beredar. Efek dari kebijakan ini, bank-bank swasta maupun bank-bank pemerintah berlomba-lomba menaikkan suku bunga. Bunga yang diberikan oleh bank pada masyarakat merupakan daya tarik yang utama bagi masyarakat untuk melakukan penyimpanan uangnya dibank, sedangkan bagi bank, semakin besar dana masyarakat yang bisa dihimpun, akan meningkatkan kemampuan bank untuk membiayai operasional aktivanya yang sebagian besar berupa pemberian kredit pada masyarakat.
Suku bunga yang tinggi akan mendorong investor untuk menanamkan dananya di bank daripada menginvestasikannya pada sektor produksi atau industri yang memiliki tingkat risiko lebih besar. Sehingga dengan demikian, tingkat inflasi dapat dikendalikan melalui kebijakan tingkat suku bunga.
Sumber : jurnal ekonomi dan bisnis
Friday, April 13, 2012
Masyarakat Harus Teliti dalam Memilih Bank
Berdasarkan data dari Bank Indonesia, jumlah bank yang ada di Indonesia pada tahun 2005 mencapai 130 bank. Jumlah bank yang banyak menyebabkan tingkat persaingan di dunia perbankan sangat tinggi.
Berdasarkan laporan keuangan perbankan di Indonesia, laba perbankan dari tahun 2000 sampai tahun 2004 terus mengalami peningkatan, tetapi pada tahun 2005 laba perbankan secara umum mengalami penurunan sebesar 23.56 %.
Kenaikan kredit macet yang secara umum dialami oleh bank-bank di Indonesia dapat disebabkan oleh adanya penurunan kualitas kredit yang disebabkan oleh penurunan kondisi keuangan debitur, adanya keterlambatan pembayaran, dan buruknya prospek usaha yang dijalani oleh debitor. Meningkatnya nilai kredit macet merupakan salah satu dari keputusan manajerial yang harus diatasi oleh bank disamping pengambilan keputusan investasi dan keuangan.
Terjadinya penurunan laba dan kenaikan nilai kredit macet terutama bagi bank-bank yang telah go public, menuntut nasabah untuk dapat memilih bank yang dapat menjamin dana yang mereka simpan. Hal ini dikarenakan banyak kasus yang terjadi ketika bank mengalami masalah keuangan dan tidak dapat mengembalikan dana yang disimpan oleh nasabah mereka. Pengelolaan dana yang sebaik mungkin merupakan bentuk tanggung jawab suatu bank terhadap dana yang didapat dari nasabah dan investor.
Lembaga keuangan seperti bank juga dimonitor oleh nasabah dan para investornya, khususnya terhadap pengelolaan modal yang dimiliki. Oleh karena itu bank seharusnya menyediakan informasi yang memadai mengenai kondisi keuangan dan kegiatan operasional yang mereka lakukan. Adanya penyediaan informasi ini menggambarkan tanggung jawab atas penggunaan modal yang diberikan investor dan nasabah. Informasi ini diharapkan dapat meningkatkan ketransparansian dan mencegah timbulnya masalah antara pihak bank dan pihak nasabah dan investor.
Berdasarkan laporan keuangan perbankan di Indonesia, laba perbankan dari tahun 2000 sampai tahun 2004 terus mengalami peningkatan, tetapi pada tahun 2005 laba perbankan secara umum mengalami penurunan sebesar 23.56 %.
Kenaikan kredit macet yang secara umum dialami oleh bank-bank di Indonesia dapat disebabkan oleh adanya penurunan kualitas kredit yang disebabkan oleh penurunan kondisi keuangan debitur, adanya keterlambatan pembayaran, dan buruknya prospek usaha yang dijalani oleh debitor. Meningkatnya nilai kredit macet merupakan salah satu dari keputusan manajerial yang harus diatasi oleh bank disamping pengambilan keputusan investasi dan keuangan.
Terjadinya penurunan laba dan kenaikan nilai kredit macet terutama bagi bank-bank yang telah go public, menuntut nasabah untuk dapat memilih bank yang dapat menjamin dana yang mereka simpan. Hal ini dikarenakan banyak kasus yang terjadi ketika bank mengalami masalah keuangan dan tidak dapat mengembalikan dana yang disimpan oleh nasabah mereka. Pengelolaan dana yang sebaik mungkin merupakan bentuk tanggung jawab suatu bank terhadap dana yang didapat dari nasabah dan investor.
Lembaga keuangan seperti bank juga dimonitor oleh nasabah dan para investornya, khususnya terhadap pengelolaan modal yang dimiliki. Oleh karena itu bank seharusnya menyediakan informasi yang memadai mengenai kondisi keuangan dan kegiatan operasional yang mereka lakukan. Adanya penyediaan informasi ini menggambarkan tanggung jawab atas penggunaan modal yang diberikan investor dan nasabah. Informasi ini diharapkan dapat meningkatkan ketransparansian dan mencegah timbulnya masalah antara pihak bank dan pihak nasabah dan investor.
Jumlah Giro, Tabungan dan Deposito Masyarakat Mempengaruhi Jumlah Kredit
Dengan bertambahnya jumlah bank, persaingan untuk menarik dana dari masyarakat semakin meningkat. Semua berlomba untuk menar ik dana masyarakat sebanyak- banyaknya dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang membutuhkan baik untuk tujuan produktif maupun konsumtif. Karena bagi sebuah bank, dana merupakan darah dan persoalan paling utama, sehingga tanpa dana, bank tidak dapat berfungsi sama sekali.
Dana – dana yang dihimpun dari masyarakat merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank yang bisa mencapai 80% sampai dengan 90% dari seluruh dana yang dikelola oleh bank. Dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat biasanya disimpan dalam bentuk giro, deposito dan tabungan. Selain dari tiga macam bentuk simpanan dana pihak ketiga tersebut yaitu giro, deposito dan tabungan, masih terdapat beberapa macam dana pihak ketiga lainnya yang diterima bank.
Dari berbagai sumber dana yang berhasil dihimpun oleh bank, kemudian bank menyalurkannya kembali dana tersebut kepada masyarakat secara efektif dan efisien. Dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat sebagian besar dialokasikan untuk kredit. Karena kegiatan pemberian kredit merupakan rangkaian kegiatan utama suatu bank, dimana pemberian kredit adalah tulang punggung kegiatan perbankan.
Bila kita perhatikan neraca bank, akan terlihat oleh kita bahwa sisi aktiva bank akan didominasi oleh besarnya jumlah kredit yang diberikan, sedangkan bila kita perhatikan pula laporan Laba Rugi bank, akan terlihat oleh kita bahwa sisi pendapatan bank akan didominasi oleh besarnya pendapatan dari bunga dan provisi kredit. Ini dikarenakan aktivitas bank yang terbanyak akan berkaitan erat secara langsung ataupun tidak langsung dengan kegiatan perkreditan. Karena hampir semua kegiatan perekonomian masyarakat membutuhkan bank dengan fasilitas kreditnya, dimana dengan melalui pemberian kredit pula akan banyak usaha pembayaran nasabah melalui rekeningnya sehingga tujuan dari pemberian kredit selain untuk mendapatkan hasil yang optimal dari pemberian kredit tersebut.
Dana – dana yang dihimpun dari masyarakat merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank yang bisa mencapai 80% sampai dengan 90% dari seluruh dana yang dikelola oleh bank. Dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat biasanya disimpan dalam bentuk giro, deposito dan tabungan. Selain dari tiga macam bentuk simpanan dana pihak ketiga tersebut yaitu giro, deposito dan tabungan, masih terdapat beberapa macam dana pihak ketiga lainnya yang diterima bank.
Dari berbagai sumber dana yang berhasil dihimpun oleh bank, kemudian bank menyalurkannya kembali dana tersebut kepada masyarakat secara efektif dan efisien. Dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat sebagian besar dialokasikan untuk kredit. Karena kegiatan pemberian kredit merupakan rangkaian kegiatan utama suatu bank, dimana pemberian kredit adalah tulang punggung kegiatan perbankan.
Bila kita perhatikan neraca bank, akan terlihat oleh kita bahwa sisi aktiva bank akan didominasi oleh besarnya jumlah kredit yang diberikan, sedangkan bila kita perhatikan pula laporan Laba Rugi bank, akan terlihat oleh kita bahwa sisi pendapatan bank akan didominasi oleh besarnya pendapatan dari bunga dan provisi kredit. Ini dikarenakan aktivitas bank yang terbanyak akan berkaitan erat secara langsung ataupun tidak langsung dengan kegiatan perkreditan. Karena hampir semua kegiatan perekonomian masyarakat membutuhkan bank dengan fasilitas kreditnya, dimana dengan melalui pemberian kredit pula akan banyak usaha pembayaran nasabah melalui rekeningnya sehingga tujuan dari pemberian kredit selain untuk mendapatkan hasil yang optimal dari pemberian kredit tersebut.
Sumber dan Penggunaan Dana Bank
Pengertian sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari masyarakat perolehan ini tergantung pada bank itu sendiri, apakah dari simpanan masyarakat atau dari lembaga lainnya. Pemilihan sumber dana akan menentukan besar kecilnya biaya yang ditanggung.oleh karena itu pemiliha sumber dana harus dilakukan secara tepat.
Jenis sumber-sumber dana bank tersebut :
•Dana yang bersumber dari bank itu sendiri
•Dana yang berasal dari masyarakat luas
•Dana yang bersumber dari lembaga lain
Dana yang bersumber dari bank itu sendiri
Perolehan dana dari sumber bank itu sendiri (modal sendiri) maksudnya adalah dana yang diperoleh dari dana bank salah satu jenis dana yang bersumber dari bank itu sendiri adalah modal setor dari para pemegang saham. Dana sendiri adalah dana yang berasal dari para pemegang saham bank atau pemilik saham.
Secara garis besar dapat disimpulkan pencarian dana yang bersumber dari bank itu sendiri terdiri dari :
1. Setoran modal dari pemegang saham.
Dalam hal ini pemilik saham lama dapat menyetor dana tambahan atau membeli saham yang dikeluarkan oleh perusahaan.
2. Cadangan-cadangan bank.
Maksudnya ada cadangan-cadangan laba pada tahun lalu yang tidak dibagi kepada para pemegang sahamnya. Cadangan ini sengaja disediakan untuk mengantisipasi laba tahun yang akan datang.
3. Laba bank yang belum dibagi.
Merupakan laba yang memang belum dibagikan pada tahun
yang bersangkutan, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai modal untuk
sementara waktu.
Dana yang berasal dari masyarakat luas
Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini. Adapun Dana masyarakat adalah dana-dana yang berasal dari masyarakat, baik perorangan maupun badan usaha, yang diperoleh dari bank dengan menggunakan berbagai instrumen produk simpanan yang dimiliki oleh bank.
Untuk memperoleh dana dari masyarakat luas bank dapat menggunakan tiga macam jenis simpanan (rekening). Masing-masing jenis simpanan memiliki keunggulan tersendiri, sehingga bank harus pandai dalam menyiasati pemilihan sumber dana. Sumber dana yang dimaksud adalah:
1. Simpanan giro
2. Simpanan tabungan
3. Simpanan deposito
Dana yang bersumber dari lembaga lain
Dalam praktiknya sumber dana ini merupakan tambahan jika bank mengalami kesulitan dalam pencarian sumber dana sendiri dan masyarakat. Dana yang diperoleh dari sumber ini digunakan untuk membiayai atau membayar transaksi-transaksi tertentu. Perolehan dana dari sumber ini antara lain dapat diperoleh dari:
1. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), merupakan kredit yang diberikan bank Indonesia kepda bnk-bank yang mengalami kesulitan likuiditas. Kredit likuiditas ini juga diberikan kepada pembiayaan sektor-sektor usaha tertentu.
2. Pinjaman antar bank (Call Money). Biasanya pinjaman ini di berikan kepada bank-bank yang mengalami kalah kliring di dalam lembaga kliring dan tidak mampu untuk membayar kekalahannya. Pinjaman ini bersifat jangka pendek dengan bunga yang relative tinggi jika dibandingkan dengan pinjaman lainnya.
3. Pinjaman dari bank-bank luar negeri. Merupakan pinjaman yang diperoleh oleh perbankan dari pihak luar negeri.
4. Surat berharga pasar uang (SBPU). Dalam hal ini pihak perbankan menerbitkan SPBU kemudian diperjual belikan kepada pihak yang berminat, baik perusahaan keuangan maupun nonkeuangan. SPBU diterbitkan dan ditawarkan dengan tingkat suku bunga sehingga masyarakat tertarik untuk membelinya.
Jenis sumber-sumber dana bank tersebut :
•Dana yang bersumber dari bank itu sendiri
•Dana yang berasal dari masyarakat luas
•Dana yang bersumber dari lembaga lain
Dana yang bersumber dari bank itu sendiri
Perolehan dana dari sumber bank itu sendiri (modal sendiri) maksudnya adalah dana yang diperoleh dari dana bank salah satu jenis dana yang bersumber dari bank itu sendiri adalah modal setor dari para pemegang saham. Dana sendiri adalah dana yang berasal dari para pemegang saham bank atau pemilik saham.
Secara garis besar dapat disimpulkan pencarian dana yang bersumber dari bank itu sendiri terdiri dari :
1. Setoran modal dari pemegang saham.
Dalam hal ini pemilik saham lama dapat menyetor dana tambahan atau membeli saham yang dikeluarkan oleh perusahaan.
2. Cadangan-cadangan bank.
Maksudnya ada cadangan-cadangan laba pada tahun lalu yang tidak dibagi kepada para pemegang sahamnya. Cadangan ini sengaja disediakan untuk mengantisipasi laba tahun yang akan datang.
3. Laba bank yang belum dibagi.
Merupakan laba yang memang belum dibagikan pada tahun
yang bersangkutan, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai modal untuk
sementara waktu.
Dana yang berasal dari masyarakat luas
Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini. Adapun Dana masyarakat adalah dana-dana yang berasal dari masyarakat, baik perorangan maupun badan usaha, yang diperoleh dari bank dengan menggunakan berbagai instrumen produk simpanan yang dimiliki oleh bank.
Untuk memperoleh dana dari masyarakat luas bank dapat menggunakan tiga macam jenis simpanan (rekening). Masing-masing jenis simpanan memiliki keunggulan tersendiri, sehingga bank harus pandai dalam menyiasati pemilihan sumber dana. Sumber dana yang dimaksud adalah:
1. Simpanan giro
2. Simpanan tabungan
3. Simpanan deposito
Dana yang bersumber dari lembaga lain
Dalam praktiknya sumber dana ini merupakan tambahan jika bank mengalami kesulitan dalam pencarian sumber dana sendiri dan masyarakat. Dana yang diperoleh dari sumber ini digunakan untuk membiayai atau membayar transaksi-transaksi tertentu. Perolehan dana dari sumber ini antara lain dapat diperoleh dari:
1. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), merupakan kredit yang diberikan bank Indonesia kepda bnk-bank yang mengalami kesulitan likuiditas. Kredit likuiditas ini juga diberikan kepada pembiayaan sektor-sektor usaha tertentu.
2. Pinjaman antar bank (Call Money). Biasanya pinjaman ini di berikan kepada bank-bank yang mengalami kalah kliring di dalam lembaga kliring dan tidak mampu untuk membayar kekalahannya. Pinjaman ini bersifat jangka pendek dengan bunga yang relative tinggi jika dibandingkan dengan pinjaman lainnya.
3. Pinjaman dari bank-bank luar negeri. Merupakan pinjaman yang diperoleh oleh perbankan dari pihak luar negeri.
4. Surat berharga pasar uang (SBPU). Dalam hal ini pihak perbankan menerbitkan SPBU kemudian diperjual belikan kepada pihak yang berminat, baik perusahaan keuangan maupun nonkeuangan. SPBU diterbitkan dan ditawarkan dengan tingkat suku bunga sehingga masyarakat tertarik untuk membelinya.
Thursday, April 12, 2012
Bank
PENGERTIAN BANK
Bank : badan usaha yang menghimpun dana dari masayarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan / atau bentukbentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Perbankan : segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahaanya.
Asas, Fungsi dan Tujuan Perbankan (UU no. 10 th 1998)
Asas
Perbankan Indonesia dalam melaksanakan kegitannya berasaskan
demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian (prudential).
Fungsi
Fungsi utama perbankan adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana
masyarakat.
Tujuan
Perbankan Indonesia bertujuan menunjnag pelaksanaan pembangunan
nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertubuhan ekonomi, dan
stabilitas nasional ke arah peningkatan rakyat banyak.
JENIS-JENIS BANK
Dalam prakteknya bank dibagi dalam beberapa jenis. Perbedaan jenis bank dapat dilihat dari segi fungsi, serta kepemilikannya.
Dilihat dari segi fungsinya, bank dibedakan berdasarkan luasnya kegiatan atau jumlah produk yang dapat ditawarkan serta jangkauan wilayah operasinya.
1.Bank Sentral, merupakan bank yang mengatur berbagai kegiatan yang berkaitan dengan dunia perbankan dan dunia keuangan disuatu negara. Disetiap negara hanya ada satu bank sentral yang dibantu oleh cabang-cabangnya.
2.Bank Umum, adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secdara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
3.Bank Perkreditan Rakyat, adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Dilihat dari segi caranya menetukan harga, baik harga jual maupun harga beli:
Bank berdasarkan prinsip konvensional (Barat)
Bank berdasarkan prinsip Syariah(Islam)
Bank : badan usaha yang menghimpun dana dari masayarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan / atau bentukbentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Perbankan : segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahaanya.
Asas, Fungsi dan Tujuan Perbankan (UU no. 10 th 1998)
Asas
Perbankan Indonesia dalam melaksanakan kegitannya berasaskan
demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian (prudential).
Fungsi
Fungsi utama perbankan adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana
masyarakat.
Tujuan
Perbankan Indonesia bertujuan menunjnag pelaksanaan pembangunan
nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertubuhan ekonomi, dan
stabilitas nasional ke arah peningkatan rakyat banyak.
JENIS-JENIS BANK
Dalam prakteknya bank dibagi dalam beberapa jenis. Perbedaan jenis bank dapat dilihat dari segi fungsi, serta kepemilikannya.
Dilihat dari segi fungsinya, bank dibedakan berdasarkan luasnya kegiatan atau jumlah produk yang dapat ditawarkan serta jangkauan wilayah operasinya.
1.Bank Sentral, merupakan bank yang mengatur berbagai kegiatan yang berkaitan dengan dunia perbankan dan dunia keuangan disuatu negara. Disetiap negara hanya ada satu bank sentral yang dibantu oleh cabang-cabangnya.
2.Bank Umum, adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secdara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
3.Bank Perkreditan Rakyat, adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Dilihat dari segi caranya menetukan harga, baik harga jual maupun harga beli:
Bank berdasarkan prinsip konvensional (Barat)
Bank berdasarkan prinsip Syariah(Islam)
Subscribe to:
Posts (Atom)