Disusun Oleh :
ANANGGADIPA ABHIMANTRA (20210640)
SIGIT SATRIA (26210544)
SMAK 04
I.JUDUL PENELITIAN
Spesialisasi Produksi Menentukan Daya Saing Ekspor di Pasar Dunia
II.LATAR BELAKANG
Terwujudnya spesialisasi yang tinggi merupakan ciri penting suatu perekonomian modern. Terdapat kaitan yang erat antara perkembangan ekonomi dan spesialisasi dimana semakin tinggi perkembangan ekonomi, semakin tinggi pula tingkat spesialisasi. Sebaliknya tanpa spesialisasi suatu perekonomian tidak dapat mencapai perkembangan yang tinggi.
Dahulu, setiap negara berusaha memenuhi kebutuhan konsumsi rakyatnya dengan memproduksi semua kebutuhannya sendiri. Namun semakin berkembangnya perekonomian membuat corak kegiatan ekonomi tidak lagi seperti itu. Setiap negara tidak lagi menghasilkan semua barang dan jasa yang diperlukannya tetapi mengkhususkan kepada menghasilkan barang atau jasa yang dapat disediakannya dengan lebih efisien. Dengan adanya spesialisasi produksi, maka masing – masing negara akan melakukan pertukaran barang antar negara karena mereka masing – masing tidak memproduksi semua kebutuhannya.
Suatu negara yang menghasilkan barang paling efisien akan memiliki comperative dan competitive advantage yang kuat sehingga akan menguasai pasar dengan menjual barang lebih banyak dibanding pesaing lainnya. Hal ini akan membuat pemimpin pasar ini memiliki profit yang lebih tinggi.
III.BATASAN MASALAH
Penulis membatasi pembahasan masalah pada spesialisasi produksi di negara Malaysia khususnya produk Electrical and Electronic (E&E).
IV.PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka penulis menetapkan perumusan masalah sebagai berikut :
•Apa alasan Malaysia memilih produk Electrical and Electronic (E&E) sebagai spesialisasi produksinya?
•Seberapa besar pengaruh spesialisasi produksi produk Electrical and Electronic (E&E) terhadap daya saing Malaysia pada pasar dunia?
•Metode apakah yang digunakan untuk menghitung besarnya tingkat ekspor Malaysia terhadap produk Electrical and Electronic (E&E)?
V.TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
•Untuk mengetahui alasan Malaysia memilih produk Electrical and Electronic (E&E) sebagai spesialisasi produksinya.
•Untuk mengetahui besarnya pengaruh spesialisasi produksi produk Electrical and Electronic (E&E) terhadap daya saing Malaysia pada pasar dunia.
•Untuk mengerahui metode yang digunakan untu menghitung besarnya tingkat ekspor Malaysia terhadap produk Electrical and Electronic (E&E).
VI.RISET TERDAHULU
Beberapa metode yang digunakan untuk menganalisis seberapa luas tingkat daya saing ekspor antara Negara Malaysia dan Negara-negara lainnya di dunia adalah CMS (Constant Market Share) dan RCA (Revealed Competitive Advantage). Metode ini dapat mengukur perubahan yang terjadi pada keunggulan komparatif yang dimiliki Malaysia sebagai Negara pengekspor produk E&E sebagai konsekuensi karena adanya keunggulan keunggulan kompetitif yang juga dimiliki produk E&E tersebut.
Produk Malaysia E&E ( Electrical and Electronic) mempunyai banyak ragam produk turunan seperti produk telekomunikasi dan computer. Kemunculan Negara-negara pesaing seperti China dan Negara ASEAN dapat meningkatkan daya saing produk E&E tersebut. Karena produk ekspor utama Malaysia tidak hanya pada produk E&E, tetapi masih ada yang lainnya seperti minyak kelapa sawit, cokelat dan karet yang juga merupakan komoditas ekspor utama Malaysia.
VII.LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
Kondisi persaingan barang ekspor di pasar dunia menuntut masing-masing negara agar dapat lebih cermat dalam menempatkan produk andalannya di pasar dunia. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mempertahankan diri di tengah ketatnya persaingan, salah satunya dengan menetapkan spesialisasi produksi. Sebaiknya setiap negara memiliki spesialisasi produksinya, agar negara tersebut bisa berfokus pada produk yang menjadi spesialisasinya tersebut. Hal tersebut akan mendorong negara untuk mengoptimalkan sumber daya alam yang mereka miliki untuk diolah menjadi suatu produk dengan kualitas tinggi oleh sumber daya manusia yang kompeten pula.
Melalui spesialisasi produk, maka terciptalah produk dengan kualitas tinggi bahkan terbaik diantara negara-negara pesaing lainnya. Akan lebih baik jika produk tersebut memiliki harga yang bersaing pula. Dengan demikian produk yang dihasilkan oleh negara tersebut akan menjadi pilihan utama bagi konsumen dari berbagai negara, meskipun banyak negara lain yang memproduksi produk serupa. Hal terpenting untuk tetap bisa unggul di pasar dunia adalah menarik minat konsumen dengan keunggulan kualitas, serta menjaga kepercayaan konsumen dengan mempertahankan kualitasnya. Dapat disimpulkan bahwa spesialisasi produksi yang ditetapkan oleh suatu negara berpengaruh terhadap daya saing produk tersebut di pasar dunia.
VIII.HIPOTESIS PENELITIAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa dengan melakukan spesialisasi produksi maka akan berpengaruh terhadap daya saing di pasar dunia. Hal ini nampak pada contoh kasus Malaysia menguasai persaingan ekspor produk E&E. Kondisi tersebut terjadi karena Malaysia menetapkan produk E&E sebagai spesialisasi produksi di negaranya. Hal ini mendorong Malaysia untuk berfokus kepada produksi dan pengembangan produk E&E. Sehingga kualitas dari produk E&E yang dihasilkan oleh Malaysia unggul diantara negara – negara eksportir lainnya dan menjadi pilihan utama konsumen hampir di seluruh dunia.
IX.METODE PENELITIAN
Metode penelitian menggunakan data sekunder dengan menggunakan metode deskriptif untuk memperoleh gambaran mengenai situasi yang terjadi dengan cara mempelajari jurnal Export Competitiveness Of Malaysia Electrical And Electronic (E&E) Product: Impact Of Emerging China dan The Discovery Of Comparative yang kemudian menggunakan analisa secara kuantitatif yang pada akhirnya menarik kesimpulan berdasarkan hasil dari pengolahan data tersebut.
Thursday, March 8, 2012
Sunday, March 4, 2012
Ringkasan Jurnal
Ananggadipa Abhimantra (20210640)
Sigit Satria (26210544)
SMAK04
RINGKASAN JURNAL : THE DISCOVERY OF COMPARATIVE
ADVANTAGE
Suatu negara akan cenderung untuk mengkhususkan diri atau melakukan spesialisasi dalam melakukan produksi serta ekspor barang karena dengan melakukan hal demikian maka negara tersebut dapat memenuhi kebutuhannya atau bahkan bisa memperoleh keuntungan jika barang yang di impor dari negara lain dapat diperoleh lebih murah dibandingkan jika harus memproduksi sendiri barang komoditi tersebut.
Spesialisasi akan produksi suatu barang komoditi akan membuat suatu negara memiliki keunggulan komperatif dibandingkan negara lainnya. Keunggulan komperatif yang dimiliki masing – masing negara akan menyebabkan terjadinya pertukaran komoditi untuk memenuhi kebutuhan masing – masing negara yang tidak dapat dihasilkan oleh negara itu sendiri.
Apabila dalam suatu perdagangan terjadi kondisi seperti yang terjadi di table di atas, maka tidak terjadi pertukaran barang komoditi. Hal ini disebabkan karena Inggris tidak memiliki keunggulan komperatif dibandingkan dengan Polandia. Di Polandia membutuhkan 100 hari untuk menghasilkan jagung, kemudian Inggris membutuhkan waktu 200 hari untuk menghasilkan jagung. Begitu juga untuk menghasilkan kain, Polandia hanya membutuhkan 100 hari, sedangkan Inggris membutuhkan waktu 150 hari. Oleh sebab itu, apabila Inggris cenderung untuk melakukan spesialisasi di satu komoditi dan akan membuat suatu keunggulan komparatif dari Polandia, maka akan terjadi sautu pertukan diantara kedua negara tersebut.
Jadi, Spesialisasi dalam kegiatan produksi akan membuat negara memiliki keunggulan tersendiri bagi negara bersangkutan. Ketika negara tersebut melakukan pengkhusuan diri dalam memproduksi barang maka sumber daya yang dimiliki negara tersebut akan tercurah sebagian besar untuk produksi pada suatu jenis barang. Hal ini akan menyebabkan surplus dari barang tersebut sehingga memungkinkan negara tersebut melakukan ekspor ke negara lain yang membutuhkan barang tersebut. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhannya yang tidak bisa dihasilkan didalam negeri, maka negara tersebut membutuhkan impor dari negara lain. Sehingga terjadilah pertukaran komoditi antar negara. Akan tetapi jika suatu negara tidak memiliki keunggulan komparatif maka akan sulit untuk terjadi pertukaran dengan negara lain.
RINGKASAN JURNAL : EXPORT COMPETITIVENESS OF MALAYSIAN ELECTRICAL AND ELECTRONIC (E&E) PRODUCT: IMPACT OF EMERGING CHINA
E&E, Electrical and Electronic adalah produk ekspor Malaysia yang memfokuskan kegiatan ekspornya pada semikonduktor, produk telekomunikasi, peralatan listrik, printed circuit board dan disk drive, printer dan PC. Studi mengenai tingkat persaingan Malaysia E&E tahun 1990-2004 dengan Negara-negara penguasa pasar dunia seperti USA, Singapura, Jepang dan Hongkong, menggunakan metode Constant Market Share (CMS) dan Revealed Comparative Advantage (RCA). Studi ini untuk mengetahui seberapa luas atau seberapa besar daya saing Malaysia dengan Negara-negara di dunia yang menjadi pesaing di bidang ekonomi, karena memang Malaysia adalah Negara yang mempunyai nilai kapasitas ekspor yang cukup tinggi selain ke empat Negara tadi.
Terjadinya keuntungan dan kerugian ekspor Malaysia E&E pada tahun 1990-1994, 1995-1999 dan 2000-2004 mengalami perubahan yang disebabkan oleh berbagai efek. Beberapa efek tersebut antara lain :
1.Structural Effect yang terdiri atas growth effect, market effect, commodity effect dan structural interaction effect.
2. Competitive Residual yang terdiri atas General Competitive Effect dan Specific Structural Effect
3. Second Order Effect yang terdiri atas Pure Second Order Effect dan Dynamic Structural Residual
Periode 1990-1994, ekspor Malaysia E&E sudah menunjukkan daya saing mereka yang berarti terjadi peningkatan nilai ekspor produk E&E yang disebabkan karena perubahan bentuk ekspor Malaysia menunjukkan interaksi yang menguntungkan terhadap pola permintaan pasar international. Efek competitive residual mempunyai peran utama terhadap peningkatan daya saing produk E&E tersebut.
Periode 1995-1999, efek struktural (Structural Effect) mempunyai pengaruh yang lebih dominan dari pada efek yang lain dalam menjelaskan perubahan pada nilai ekspor Malaysia. Pada periode ini Malaysia mulai mengkhususkan diri untuk mengekspor produk E&E yang memiliki tingkat keuntungan yang kompetitif, sehingga terjadi peningkatan permintaan produk E&E tertentu.
Periode 2000-2004, terjadi sedikit peningkatan terhadap semua efek yang mempengaruhi nilai ekspor tersebut. Oleh karena itu perubahan pada nilai ekspor sebagian hanya disumbangkan dari efek competitive residual tetapi yang lebih utama dari efek struktural, yaitu dari spesialisasi terhadap nilai tambah produk dan jumlah permintaan produk yang tinggi.
Sigit Satria (26210544)
SMAK04
RINGKASAN JURNAL : THE DISCOVERY OF COMPARATIVE
ADVANTAGE
Suatu negara akan cenderung untuk mengkhususkan diri atau melakukan spesialisasi dalam melakukan produksi serta ekspor barang karena dengan melakukan hal demikian maka negara tersebut dapat memenuhi kebutuhannya atau bahkan bisa memperoleh keuntungan jika barang yang di impor dari negara lain dapat diperoleh lebih murah dibandingkan jika harus memproduksi sendiri barang komoditi tersebut.
Spesialisasi akan produksi suatu barang komoditi akan membuat suatu negara memiliki keunggulan komperatif dibandingkan negara lainnya. Keunggulan komperatif yang dimiliki masing – masing negara akan menyebabkan terjadinya pertukaran komoditi untuk memenuhi kebutuhan masing – masing negara yang tidak dapat dihasilkan oleh negara itu sendiri.
Apabila dalam suatu perdagangan terjadi kondisi seperti yang terjadi di table di atas, maka tidak terjadi pertukaran barang komoditi. Hal ini disebabkan karena Inggris tidak memiliki keunggulan komperatif dibandingkan dengan Polandia. Di Polandia membutuhkan 100 hari untuk menghasilkan jagung, kemudian Inggris membutuhkan waktu 200 hari untuk menghasilkan jagung. Begitu juga untuk menghasilkan kain, Polandia hanya membutuhkan 100 hari, sedangkan Inggris membutuhkan waktu 150 hari. Oleh sebab itu, apabila Inggris cenderung untuk melakukan spesialisasi di satu komoditi dan akan membuat suatu keunggulan komparatif dari Polandia, maka akan terjadi sautu pertukan diantara kedua negara tersebut.
Jadi, Spesialisasi dalam kegiatan produksi akan membuat negara memiliki keunggulan tersendiri bagi negara bersangkutan. Ketika negara tersebut melakukan pengkhusuan diri dalam memproduksi barang maka sumber daya yang dimiliki negara tersebut akan tercurah sebagian besar untuk produksi pada suatu jenis barang. Hal ini akan menyebabkan surplus dari barang tersebut sehingga memungkinkan negara tersebut melakukan ekspor ke negara lain yang membutuhkan barang tersebut. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhannya yang tidak bisa dihasilkan didalam negeri, maka negara tersebut membutuhkan impor dari negara lain. Sehingga terjadilah pertukaran komoditi antar negara. Akan tetapi jika suatu negara tidak memiliki keunggulan komparatif maka akan sulit untuk terjadi pertukaran dengan negara lain.
RINGKASAN JURNAL : EXPORT COMPETITIVENESS OF MALAYSIAN ELECTRICAL AND ELECTRONIC (E&E) PRODUCT: IMPACT OF EMERGING CHINA
E&E, Electrical and Electronic adalah produk ekspor Malaysia yang memfokuskan kegiatan ekspornya pada semikonduktor, produk telekomunikasi, peralatan listrik, printed circuit board dan disk drive, printer dan PC. Studi mengenai tingkat persaingan Malaysia E&E tahun 1990-2004 dengan Negara-negara penguasa pasar dunia seperti USA, Singapura, Jepang dan Hongkong, menggunakan metode Constant Market Share (CMS) dan Revealed Comparative Advantage (RCA). Studi ini untuk mengetahui seberapa luas atau seberapa besar daya saing Malaysia dengan Negara-negara di dunia yang menjadi pesaing di bidang ekonomi, karena memang Malaysia adalah Negara yang mempunyai nilai kapasitas ekspor yang cukup tinggi selain ke empat Negara tadi.
Terjadinya keuntungan dan kerugian ekspor Malaysia E&E pada tahun 1990-1994, 1995-1999 dan 2000-2004 mengalami perubahan yang disebabkan oleh berbagai efek. Beberapa efek tersebut antara lain :
1.Structural Effect yang terdiri atas growth effect, market effect, commodity effect dan structural interaction effect.
2. Competitive Residual yang terdiri atas General Competitive Effect dan Specific Structural Effect
3. Second Order Effect yang terdiri atas Pure Second Order Effect dan Dynamic Structural Residual
Periode 1990-1994, ekspor Malaysia E&E sudah menunjukkan daya saing mereka yang berarti terjadi peningkatan nilai ekspor produk E&E yang disebabkan karena perubahan bentuk ekspor Malaysia menunjukkan interaksi yang menguntungkan terhadap pola permintaan pasar international. Efek competitive residual mempunyai peran utama terhadap peningkatan daya saing produk E&E tersebut.
Periode 1995-1999, efek struktural (Structural Effect) mempunyai pengaruh yang lebih dominan dari pada efek yang lain dalam menjelaskan perubahan pada nilai ekspor Malaysia. Pada periode ini Malaysia mulai mengkhususkan diri untuk mengekspor produk E&E yang memiliki tingkat keuntungan yang kompetitif, sehingga terjadi peningkatan permintaan produk E&E tertentu.
Periode 2000-2004, terjadi sedikit peningkatan terhadap semua efek yang mempengaruhi nilai ekspor tersebut. Oleh karena itu perubahan pada nilai ekspor sebagian hanya disumbangkan dari efek competitive residual tetapi yang lebih utama dari efek struktural, yaitu dari spesialisasi terhadap nilai tambah produk dan jumlah permintaan produk yang tinggi.
Subscribe to:
Posts (Atom)