I. Pendahuluan
Penyaluran kredit merupakan kegiatan utama bank, oleh karena itu sumber
pendapatan utama bank berasal dari kegiatan ini. Semakin besar
penyaluran dana dalam bentuk kredit dibandingkan dengan deposit atau
simpanan masyarakat pada suatu bank membawa konsekuensi semakin besarnya
risiko yang harus ditanggung oleh bank yang bersangkutan.
Pengelolaan dana oleh bank tidak hanya berupa penyaluran kredit, kepada
masyarakat akan tetapi bisa juga dilakukan dengan investasi atau
penanaman dana ke dalam aktiva produktif lainnya, yaitu surat-surat
berharga, seperti obligasi, dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dalam
rangka memperkuat likuiditas bank.
Likuiditas adalah tingkat kemampuan bank memenuhi kewajiban keuangan
yang harus dibayar. Tingkat likuiditas dapat diukur antara lain dengan
rasio keuangan yaitu Loan To Deposit Ratio (LDR) yang merupakan
rasio untuk menilai likuiditas suatu bank dengan cara membagi jumlah
kredit yang diberikan oleh bank terhadap dana oleh pihak ketiga. Menurut
Mulyono (1995:101), rasio LDR merupakan rasio perbandingan antara
jumlah dana yang disalurkan ke masyarakat (kredit) dengan jumlah dana
masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Jadi, Loan To Deposit Ratio
(LDR) bisa dikatakan sebagai rasio antara besarnya seluruh volume
kredit yang disalurkan oleh bank dan jumlah penerimaan dana dari
berbagai sumber. Dari pengertian tersebut maka penulis ingin mengetahui
apa fungsi utama dari LDR, perhitungannya, dan manfaatnya dalam dunia
perbankan.
II. Pembahasan
Penyebab LDR Rendah
Perbankan Nasional pernah mengalami kemerosotan jumlah kredit karena
diserahkan ke BPPN untuk ditukar dengan obligasi rekapitalisasi. Begitu
besarnya nilai kredit yang keluar dari sistem perbankan di satu sisi dan
semakin meningkatnya jumlah DPK yang masuk ke perbankan, maka upaya
ekspansi kredit yang dilakukan perbankan selama sepuluh tahun terakhir
sepertinya belum berhasil mengangkat angka LDR secara signifikan.
Fungsi LDR
LDR pada saat ini berfungsi sebagai indikator intermediasi perbankan.
Begitu pentingnya arti LDR bagi perbankan maka angka LDR pada saat ini
telah dijadikan persyaratan antara lain :
1. Sebagai salah satu indikator penilaian tingkat kesehatan bank.
2. Sebagai salah satu indikator kriteria penilaian Bank Jangkar (LDR minimum 50%),
3. Sebagai faktor penentu besar-kecilnya GWM (Giro Wajib Minimum) sebuah bank.
4. Sebagai salah satu persyaratan pemberian keringanan pajak bagi bank yang akan merger.
5. Loan to Depsit Ratio (LDR) memberikan indikasi mengenai jumlah dana pihak ketiga yang disalurkan dalam bentuk kredit.
LDR ini menjadi salah satu tolak ukur likuiditas bank yang berjangka
waktu agak panjang. Semakin tinggi tingkat LDR menunjukan semakin jelek
kondisi likuiditas bank, karena penempatan pada kredit juga dibiayai
dari dana pihak ke tiga yang sewaktu- waktu dapat ditarik. Untuk itu LDR
yang besarnya diatas 115% akan sangat berbahaya bagi kondisi likuiditas
bank.
Rasio yang tinggi menunjukkan bahwa suatu bank meminjamkan seluruh dananya loan-up
atau relatif tidak likuid (illiquid). Sebaliknya rasio yang rendah
menunjukkan bank yang likuid dengan kelebihan kapasitas dana yang siap
untuk dipinjamkan (Latumaerissa,1999:23). Menurut Lukman Dendawijaya
(2003 : 116-124), LDR menggambarkan seberapa jauh kemampuan bank dalam
membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan
mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin
tinggi rasio LDR memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan
likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana
yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar. Loan to
Deposit Ratio dapat dirumuskan sebagai berikut:
Sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari LDR suatu
bank adalah sekitar 85%. Batas toleransi berkisar antara 85%-100%
menurut Kasmir (2003:272), sementara batas aman untuk LDR menurut
peraturan pemerintah adalah maksimum 110 %. Tujuan penting dari
perhitungan LDR adalah untuk mengetahui serta menilai sampai berapa jauh
bank memiliki kondisi sehat dalam menjalankan operasi atau kegiatan
usahanya. Dengan kata lain LDR digunakan sebagai suatu indikator untuk
mengetahui tingkat kerawanan suatu bank.
III. Penutup
Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya
kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan.Hal ini disebabkan karena
jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin
besar.
Tujuan penting dari perhitungan LDR adalah untuk mengetahui serta
menilai sampai berapa jauh bank memiliki kondisi sehat dalam menjalankan
operasi atau kegiatan usahanya. Dengan kata lain LDR digunakan sebagai
suatu indikator untuk mengetahui tingkat kerawanan suatu bank.
IV. Daftar Pustaka
Nurul, Wulansari dan Budi Hermana. Analisis Biaya Dana, Persentase
Aktiva Produktif, dan Pendapatan Sebagai Faktor Pembeda Antara Bank
Fokus dan Bank Terbatas Menurut Kerangka Arsitektur Perbankan Indonesia. UG Jurnal Vol.2 No.2 Tahun 2008 : Jakarta.
Siswanto, Sutojo. 1997. Manajemen Terapan Bank. PT Pustaka Binaman Pressindo : Jakarta.
www.bi.go.id
Wednesday, June 6, 2012
Mekanisme Transaksi Pada Bank
Pembahasan mengenai Manajemen Dana Bank
diawali dengan penjelasan tentang dasar-dasar perbankan yang
menceritakan tentang perputaran dana dalam dunia perbankan. Sumber
dana yang masuk ke lembaga keuangan berasal dari masyarakat yang
kelebihan uang (surplus) disebut dengan Source of Fund. Kemudian
sumber dana tersebut setelah masuk ke lembaga keuangan akan dialirkan
lagi ke masyarakat yang kekurangan (defisit) disebut dengan Use of
Fund.
Mekanisme Kliring
Kasus 1
Joko membeli barang dari Atun dan
membayarnya dengan cek. Tetapi joko dan Atun menabung pada bank yang
berbeda. Setelah atun menerima cek dari Joko, kemudian cek tersebut
dibawa ke Bank B (bank tempat Atun menabung). Tujuannya adalah agar
Bank A (tempat Joko menabung) melakukan pinbuk ke rekening Atun di
Bank B. Bank B mengirimkan nota debit keluar kepada BI terhadap cek
yang diterima dari Joko, sebagai tindak lanjut kemudian BI mengirim
nota debit masuk ke Bank A agar Bank A mentransfer uang ke Bank B
sebesar yang tertera pada cek yang dibuat oleh Joko yaitu 50 juta.
Akibat dari transaksi kliring ini
menyebabkan jumlah rekening korang Bank B di BI bertambah ( kredit ),
dan rekening koran Bank A di BI berkurang (debit), masing-masing
jumlahnya sebesar 50 juta. Bank B akan meng kredit rekening Joko
Bank A dan Bank B membutuhkan perantara
dalam transaksi kliring tersebut yaitu BI. Syarat yang harus di
penuhi yaitu jumlah giro wajib minimum Bank A dan Bank B di BI
adalah sebesar 8% dari total seluruh dana masyarakat yang ada di Bank
A dan Bank B.
Kasus 2
Atun yang menabung di Bank B
mengirimkan uang tunai sebesar 100 juta kepada Joko yang menabung di
Bank A. Hal ini berakibat nilai tabungan atun di bank B berkurang
sebesar 100 juta dan di catat di sisi (debet di Liabilities).
Kemudian setelah itu Bank B mengirim
nota kredit keluar kepada BI sebagai pemberitahuan bahwa ada transfer
sejumlah uang keluar dari rekening Bank B ke Bank A. Selanjutnya BI
mengirim nota kredit masuk ke Bank A untuk memberitahu bahwa ada uang
masuk dari Bank B sebesar 100 juta.
Akibat dari transaksi kliring tersebut:
-tabungan Joko di Bank A bertambah dan
di catat di sebelah kredit pada sisi Liabilities.
-saldo rekening koran Bank A bertambah
sebesar 100 juta dicatat pada sisi kredit dan saldo rekening koran
Bank B berkurang 100 juta dicatat pada sisi debit.
Kasus 3
Penolakan Kliring
Joko mengirimkan cek sebesar 100 juta
kepada Atun, tetapi ternyata rekening giro joko di Bank A kurang dari
100 juta. Setelah menerima cek dari Joko, cek tersebut di bawa ke
Bank B (tempat Atun menabung). Bank B mengirimkan nota debit keluar
kepada BI, kemudian BI memeriksa jumlah giro tabungan Joko di Bank A
dan ternyata kurang dari jumlah yang dia tulis pada cek. Maka terjadi
penolakan kliring
Dari ketiga contoh kasus di atas, ada 3
istilah nota yang yang berhubungan dengan transaksi kliring (BI dan
Bank yang melakukan transaksi kliring), pengaruh terhadap saldo
rekening koran Bank-bank tersebut pada BI.
Jika saldo rekening koran
suatu bank pada BI plus (+) maka bank tersebut dikatakan menang
kriling. Sedangkan, jika memiliki salodo minus (-) maka bank
tersebut kalah kriling.
Call Money
Dalam pengelolaan asset
dan liabilities bank, bila bank mempunyai kelebihan dana, maka
kelebihan tersebut akan ditempatkan dalam suatu kegiatan yang
menghasilkan keuntungan. Kegiatan penempatan dana tersebut dilakukan
antara lain dalam bentuk penempatan pada bank lain. Kegiatan
penempatan dana pada bank lain dapat dilakukan melalui pasar uang
maupun langsung ke bank yang dituju. Beberapa instrumen pasar uang
yang dapat digunakan sebagai sarana penempatan dana pada bank lain
antara lain penempatan Call Money pada bank lain.
Ketika suatu bank yang
mengalami kalah kliring ingin bisa melakukan kliring maka giro wajib
minimum bank ( di BI ) yang kalah kliring tersebut tidak boleh lebih
rendah dari yang sudah ditetapkan oleh BI. Maka cara yang dapat
dilakukan adalah bank tersebut melakukan pinjaman kepada bank yang
menang kliring. Proses ini disebut Call Money
Transfer
Transaksi Keuangan Antar Kantor
Sebagai contoh, Bank BRI mempunyai
banyak unit kerja (kantor) yang tersebar di seluruh Indonesia,
sehingga dalam pencatatan transaksi antarkantor digunakan rekening
dengan nama Rekening Antar Kantor (RAK). Seluruh transaksi antar
kantor dilakukan melalui kantor pusat secara on line.
Untuk memahami proses Transaksi Antar
Kantor, berikut diilustrasikan proses terjadinya Transaksi Antar
Kantor.
Gambar di atas menjelaskan transfer
uang dari bank yang berbeda dan terletak pada lokasi yang juga
berbeda. Atun menabung di Bank BRI cabang Jakarta akan mengirim uang
sejumlah 50 juta kepada Joko yang menabung di BPD Papua. Tetapi
permasalahannya adalah Bank BRI tidak memiliki cabang di Papua dan
begitu juga Bank Papua tidak memiliki cabang di Jakarta.
Sehingga proses yang terjadi adalah
Bank BRI mentransfer uang tersebut ke BRI cabang Makasar, setelah itu
dari BRI cabang Makasar terjadi kliring ke Bank BPD cabang Makasar.
Kemudian BPD Makasar mentranfer ke BPD Papua.
Sehingga terjadi debit tabungan Atun
dan Kredit Giro Joko
Transaksi Perbankan Internasional
Metode Bank Draft
Salim yang tinggal di Arab ( menabung
di Bank Saudi ) ingin mengirim uang ke Indah yang berada di Jakarta
(menabung di BRI ). Mekanismenya sebagai berikut :
Salim yang tinggal di Arab ( menabung
di Bank Saudi ) ingin mengirim uang ke Indah yang berada di Jakarta
(menabung di BRI ). Mekanismenya sebagai berikut, Salim mengirim
sejumlah uang tersebut ke Bank Saudi, kemudian Bank Saudi akan
mentransfer uang tersebut ke BRI di Jakarta. Bank Saudi akan
mengirimkan pemberitahuan berupa surat kepada Indah bahwa Salim sudah
mengirim sejumlah uang ke rekening tabungan Indah.
Perhitungan Bunga Tabungan
Ada tiga metode untuk menghitung
besarnya bunga tabungan yaitu berdasarkan saldo terendah, saldo
rata-rata dan saldo harian.
35 juta adalah saldo terendah
35 juta adalah saldo terendah
Saldo awal bulan = saldo akhir bulan +
xxx (bunga)
bunga per tahun adalah 10 %
Subscribe to:
Posts (Atom)